Skip to main content

INSPIRASI BISNIS : TIPS PENJUALAN MELALUI DAFTAR MENU



A.  Daftar Menu Dan Psikologi
Daftar menu merupakan sesuatu yang pasti kita temui di restoran dan sebagian usaha kuliner. Mungkin bagi sebagian besar orang ini merupakan hal biasa, akan tetapi ini merupakan hal yang juga sangat diperhatikan bagi para pengusaha dan manajer sebagai salah satu metode untuk membuat bisnis kuliner yang di kelola dan atau dimilikinya laris. 


Kebanyakan dari kita sebagai konsumen ketika melihat daftar menu yang disajikan mungkin secara sadar akan terasa biasa saja, akan tetapi secara tidak sadar terdapat hal – hal yang dapat mempengaruhi kita ketika melihat daftar menu tersebut, seperti misalnya mempengaruhi kita untuk mencoba menu lain dan cenderung memesan menu yang sama, bingung ingin memesan yang mana ketika melihat menu dan sebagainya.




B.  Menarik Perhatian Melalui Menu
Bagi sebagian besar pengusaha pada umumnya, diskon dan harga murah merupakan cara mutlak mereka menarik perhatian konsumen. Itu tidaklah salah, akan tetapi jika focus strateginya pada diskon dan harga murah, kita akan terjebak pada perang harga dan persaingan yang sangat ketat yang tentunya akan dimenangkan oleh mereka yang memiliki modal dan jaringan yang kuat dan luas,


Namun, bagi sebagian lagi pebisnis tidak akan berfokus pada harga yang dapat memancing perang harga, melainkan mereka akan lebih menitikberatkan pada pengaruh psikologi dalam setiap bagian dari bisnis tersebut. Salah satunya ialah melalui desain daftar menu. Daftar menu yang di buat sedemikian rupa tentunya akan dapat mempengaruhi psikologi konsumen dan memberikan potensi pendapatan bagi bisnis kuliner. Berikut beberapa tips terkait desain daftar menu yang baik :

1.   Melakukan Pembatasan Menu
Daftar menu yang baik ialah selalu memperhatikan teori psikologi yang mengatakan bahwa semakin banyak pilihan yang kita miliki, maka semakin membuat viewer atau dalam hal ini konsumen merasa cemas dan bingung. 


Artinya secara khusus daftar menu harus dibuat sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kedua perasaan tersebut. Menurut psikologi, daftar menu yang efisien ialah berjumlah 7 menu pada setiap kategori. Misalnya seperti 7 menu untuk kategori appetizer, 7 menu untuk kategori main course dan 7 menu untuk kategori dessert.


Menurut seorang ahli pembuat menu yang bernama Gregg Rapp, ketika menu menyertakan lebih dari 7 item, pelanggan akan kewalahan dan bingung. Ketika mereka bingung, biasanya akan secara otomatis memilih item yang pernah mereka coba sebelumnya. Tentunya jika terjadi demikian, maka akan mempengaruhi pendapatan bisnis kuliner yang dikelola dan dapat menimbulkan opportunity cost yang besar.


2.   Penambahan Nilai Estetika Terkait Produk
Daftar menu makanan akan lebih banyak mempengaruhi indera penglihatan konsumen sehingga hal – hal yang dapat memanjakan indera inilah yang sering digunakan untuk mempengaruhi psikologi konsumen atau pelanggan. Salah satunya ialah dengan penggunaan gambar. Berdasarkan hasil penelitian, disebutkan bahwa menambahkan gambar akan meningkatkan penjualan sebesar 30 persen terhadap menu tersebut.


Sebuah penelitian yang di adakan oleh Lowa State University, dimana peneliti melakukan uji coba pada anak – anak untuk menampilkan gambar salaq. Hasilnya, ketika melakukan pemesanan menu, sebanyak 70 persen anak – anak tersebut memesan salaq untuk makan siang. “Anda merespon gambar seperti Anda merespon makanan di depan Anda. 


Jika Anda lapar, otak Anda akan otomatis merespon ‘aku harus makan makanan yang ada di gambar itu,” ucap Brian Mennecke, seorang professor sistim informasi. Secara lebih spesifik lagi bahwa efek gambar ini akan lebih berpengaruh pada gambar yang dapat bergerak atau berputas, sebab gambarnya semakin terlihat jelas, realistis.


3.   Manipulasi Harga
Memanipulasi harga disini bukan dalam arti yang negatif seperti terjadi perbedaan harga saat melakukan pembayaran dan sebagainya. Melainkan yang dimaksud dengan memanipulasi harga di sini ialah dengan membuat label harga yang mencolok. Semisal harga yang umumnya ditulis Rp 30.000 kemudian di ubah menjadi 30k. Sebab ini akan memberikan kesan lebih sedikit atau murah pada psikologi seseorang secara tidak sadar sehingga dapat memicu konsumen untuk memesan banyak menu.


Selain penulisannya, juga dari sisi penentuan harganya juga sangat berpengaruh. Pasti kita sering menjumpai harga Rp 29,950 atau Rp 89.999 atau Rp 99.999 atau Rp 29.000 atau Rp 4.999.999 yang tertera pada produk – produk barang yang di jual di minimarket atau supermarket bahkan di mall. 


Pernahkah kita bertanya kenapa mereka menentukan harga dengan jumlah yang ganjil seperti itu, kenapa tidak sekalian saja Rp 100.000 atau Rp 5.000.000? Nah, tahukah kamu bahwa itu merupakan salah satu cara para manajer yang merupakan bagian dari estetika angka untuk dapat menarik perhatian mata konsumen.


4.   Tata Letak Menu
Seperti minimarket atau supermarket yang menempatkan item atau produk – produk potensialnya pada etalase yang mudah dilihat oleh mata konsumen, demikian juga yang diterapkan dalam bisnis restoran atau kuliner. Daftar menu yang baik akan menempatkan menu utamanya pada sisi kiri atas. Sebab kiri atas umumnya merupakan sudut dimana orang akan pertama menulis. Kemudian makanan pembuka berada di kanan atas, serta makanan penutup berada di bawahnya.


Cara lainnya yang dapat dilakukan ialah dengan menempatkan menu special atau menu andalan secara terpisah dan khusus dari menu lainnya. Sebab penempatan yang terpisah tersebut kan memberikan kesan berbeda dan istimewa bagi konsumen. 


Contohnya, coba bandingkan kesan yang ada di hati dan pikiran Anda ketika Anda lulus kuliah dengan nilai terbaik yang kemudian ditempatkan pada nomor urut teratas yang disertai warna kuning emas, dengan ketika Anda lulus dengan nilai terbaik namun ditempatkan pada urutan yang acak dan hanya di ketik tinta hitam biasa seperti mahasiswa lainnya.


5.   Penggunaan Warna
Berdasarkan penelitian, warna yang menenangkan dan cocok untuk restoran ialah warna biru, sehingga seringkali digunakan untuk menciptakan rasa nyaman. Akan tetapi, kebanyakan dari usaha kuliner dan restoran khususnya, memilih warna merah dan kuning


Hal ini juga dapat dibenarkan karena warna merah dapat merangsang nafsu makan, sedangkan warna kuning akan menarik perhatian. Maka akan lebih baik jika ketiga warna ini digabungkan untuk menarik perhatian pelanggan. Nah, pernahkan kita bertanya mengapa minimarket Indomaret dan Alfamart identik dengan ketiga warna tersebut? Penjelasan di atas ialah jawabannya.


6.   Penggunaan Bahasa Unik
Tidak asing lagi bahwa terkadang kita melihat atau mendengar nama sebuah menu makanan juga minuman yang di beri nama secara unik. Misal menu yang di sajikan dengan nama “Mie Goreng” tentu akan terkesan biasa jika dibandingkan dengan menu “Mie Goreng Gondrong”. 


Nama yang unik akan membuat konsumen penasaran dan berpikir bahwa menu tersebut berkualitas serta tidak ada di restoran atau rumah makan lainnya sehingga patut untuk dicoba.


7.   Membuat Nostalgia
Dalam diri kita masing – masing pasti memiliki satu makanan yang akan membawa kita mengingat zaman masih atau beberapa tahun sebelumnya. Nah, pelaku usaha kuliner khususnya restoran akan memanfaatkannya untuk meraih laba yang banyak. Umumnya restoran akan menyediakan beberapa menu ringan yang “jadul” untuk membuat konsumennya bernostalgia. 


Semoga bermanfaat ya... :-)

Comments

Popular posts from this blog

AKUNTANSI BIAYA : PENCATATAN BAHAN SISA (SCRAP)

A.   Bahan Sisa ( Scrap ) Scrap merupakan bahan baku sisa, terdiri dari bahan baku sisa atau tertinggal sewaktu pelaksanaan proses produksi dan bahan baku cacat atau bahan baku yang rusak karena kecerobohan atau kealaian karyawan. Bahan baku sisa yang mempunyai nilai ekonomis sebaiknya disimpan dan dikumpulkan walaupun tidak ada biaya yang dibebankan ke persediaan bahan baku sisa tersebut. Hasil dari penjualan persediaan bahan baku sisa dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai cara. Misalnya, sebagai penambah penjualan, berubah penjualan bahan baku sisa atau bahan sisa hasil dari manufaktur produk. Contohnya seperti panjang dan pendek dari operasi kayu, tepi dari operasi plastik molding , dan usang kain serta akhir pemotongan dari operasi sesuai keputusan. Scrap terkadang dapat dijual dengan jumlah yang relatif kecil. Dalam arti bahwa memo mirip dengan produk sampingan. Letak perbedaannya ialah memo muncul sebagai sisa dari manufaktur proses dan bukan merupak

ANALISIS DAN PERSPEKTIF : CARA ANALISIS YIELD CURVE BESERTA INTERPRETASINYA

A.   Mengenal Yield Curve Sebelum melanjutkan, sebagai penulis ingin mengingatkan untuk tidak ikut andil dalam pemberian dan penerimaan return yang satu ini sebab keharamannya . Akan tetapi, menurut penulis cukup di ambil ilmunya saja untuk dimanfaatkan dalam proses analisa ekonomi terkait kepentingan tertentu lainnya yang tidak melanggar syariat ya. Yield curve merupakan suatu kurva atau grafik yang memberikan informasi kepada para stakeholder terkait indikasi return dari intrumen keuangan bond (obligasi), bukan James bon ya. Hehe. Secara lebih teknis, Robert Ang (1995) menjelaskan yield curve   adalah suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara term to maturity dan yield to maturity suatu obligasi. Term to maturity (TTM) merupakan masa sisa hidup suatu obligasi, sedangkan yield to maturity (YTM) seperti yang kita ketahui merupakan tingkat yield (hasil) yang berlaku dipasar (Robert Ang, 1995). Angka Yield ini pada umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu :

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

A.   Definisi Anggaran Tenaga Kerja Langsung Anggaran tenaga kerja langsung merupakan perencanaan rinci mengenai biaya tenaga kerja langsung yang akan dibayarkan dn disusun berdasarkan departemen produksi untuk periode yang akan datang. Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan harga pokok maka tenaga kerja dibedakan dalam dua jenis tenaga kerja, yaitu : 1. Tenaga kerja langsung ( direct labor ), yaitu tenaga kerja yang mana kegiatannya berhubungan langsung dengan produk akhir yang dihasilkan atau terlibat langsung langsung dalam proses produksi. Umumnya, biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung ini bersifat variabel. 2.   Tenaga kerja tidak langsung ( indirect labor ), yaitu tenaga kerja yang kegiatannya tidak langsung berhubungan atau tidak terlibat lansung dalam proses produksi. Umumnya, biaya yang berhubungan dengan indirect labor ini bersifat semivariabel. B.   Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran tenaga kerja ini disusun dengan