Sakitnya serius mencinta berbalas khianat itu,
bagaikan hati yang di genggam keras seakan ingin diremukkan sembari di iris dengan
pisau yang sangat tajam, terasa sesak dan meninggalkan bekas yang mungkin tak
akan pernah hilang meski mungkin hati telah lama memaafkan. Mudah saja bagimu
‘melupakan dan mengabaikannya’ serta melisankan itu, karena dirimu bukanlah
pihak yang tersakiti. Jikalau luka dikulit mampu terobati dan tertutup, adakah
cara tuk menutup bekas luka dihati?
Terkadang tak habis pikir, mengapa cinta yang tulus
dan serius itu tega tuk di sakiti untuk satu cinta yang lain. Namun, di kala
hatimu tersakiti lantas dirimu keluhkan semua laki – laki itu sama saja, tak
bisa dipercaya dan menyakiti. Tak sadarkah kala dirimu mengatakannya, bahwa
dirimu telah lebih dulu menyakiti hati yang lain terlebih dahulu sebelumnya,
hatiku. Seolah tak ada rasa bersalah sedikit pun. Sadarkah kala berkata dirimu
baik, setia dan sejati itu sangat berbeda dengan apa yang dirimu perbuat.
Belajarlah tuk konsisten antara lisan dan laku
beserta niatan hati. Jangan ada dusta, khususnya dusta pada dirimu sendiri, yaitu kala niatan hatimu, lisanmu
dan laku mu tak sejalan. Sadarilah, sebelum terlambat tuk sadar dan berubah.
Belajarlah tuk berubah, sebelum kebiasaan itu semakin membudaya dan tertanam
hingga melekat keras dalam dirimu. Karena ku yakin, dirimu dapat sungguh
berbeda dari sebelumnya ke arah yang baik dan lebih baik lagi, asal sungguh
ingin berubah. Agar kelak
mungkin dapat berbagi kasih tuk hati dalam satu bahtera nan sejati bagai
sepasang merpati dan takkan lagi menepi ke lain hati.
Semoga cinta bermanfaat tuk dijadikan pelajaran ya... :-)
Comments
Post a Comment