Hasil dari input dan proses akuntansi tentunya akan menghasilkan output yang sangat bermanfaat bagi para pemangku
kepentingan, khususnya bagi pihak manajer terkait pengelolaan perusahaan.
Misalnya, dengan output akuntansi ini pihak manajemen dapat
mengetahui apakah dana yang dikelolanya telah dimanfaatkan secara efektif dan efisien
atau tidak, baik dalam satu periode maupun dari periode satu ke periode
lainnya.
Dibalik manfaat yang mampu
diberikan oleh informasi akuntansi, juga terdapat keterbatasan atau kekurangan
dari akuntansi itu sendiri sehingga informasi yang tersedia di dalamnya tidak
dapat menjawab kebutuhan para stakeholders
secara penuh dan tidak benar – benar akurat secara objektif dan tidak benar –
benar menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
Artinya, akurasi yang disajikan
dalam laporan keuangan selama ini merupakan akurasi yang bersifat subjektif,
tergantung dalam rangka kepentingan apa laporan keuangan tersebut disajikan.
Berikut ini beberapa kekurangan atau keterbatasan akuntansi, yaitu :
1. Laporan
keuangan bersifat menyajikan informasi yang bersifat historis, yaitu laporan
yang berisi informasi atas berbagai kejadian yang telah lewat, bukan masa kini.
Oleh sebab itu, laporan keuangan tidak dapat dijadikan sebagai satu – satunya
informasi yang digunakan untuk pengambilan berbagai keputusan ekonomi, terlebih
untuk melakukan peramalan masa depan atau menentukan current value perusahaan.
2. Laporan
keuangan bersifat umum dimana informasi yang tersaji dalam laporan keuangan
tersebut untuk kepentingan berbagai pihak dan tidak dapat menjawab secara
spesifik kepentingan pihak – pihak tertentu.
3. Dalam
proses penyusunannya, informasi di dalam laporan keuangan tidak luput dari
penggunaan nilai atau angka taksiran dan berbagai pertimbangan sehingga akurasi
dan tidak objektif. Seperti misalnya rekayasa laba baik yang dilakukan dengan
metode akuntansi yang legal maupun yang dilakukan secara ilegal atau penentuan
angka taksiran piutang tak tertagih.
4. Akuntansi
hanya melaporkan segala informasi keuangan yang material. Termasuk juga
didalamnya terkait penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos
tertentu yang tidak dilaksanakan jika hal ini dianggap tidak menimbulkan
pengaruh secara material terhadap kelayakan laporan keuangan.
5. Bersifat
konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan
kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos atau elemen laporan
keuangan, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau
nilai aktiva yang kecil. Laba yang belum terealisasi pun tidak dicatat, akan
tetapi jika rugi yang belum terealisasi akan tetap dicatat. Semisal treasury stock yang dimiliki perusahaan
mengalami penurunan dari harga perolehannya maka angka dicatat sebagai rugi,
sebaliknya jika harganya naik maka tidak akan dicatat sebagai laba.
6. Laporan
keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu transaksi daripada bentuk
hukumnya (subtance over form). Akuntansi
lebih mengutamakan substansi suatu transaksi, bukan sekedar aspek legal
formalnya saja. Sebagai contoh, pemerintah membeli sebidang tanah. Pada tanggal
laporan keuangan pemerintah belum selesai mengurus balik nama atas kepemilikan
tanah tersebut sehingga sertifikat tanah masih atas nama pemilik lama. Meskipun
secara yuridis dan formalitas dokumen tanah tersebut bukan milik pemerintah,
tetapi secara substansi merupakan tanah yang sudah dimiliki dan dikuasai
pemerintah sehingga akuntansi mencatatnya dalam neraca. (Mahmudi, 2011:109).
7. Laporan
keuangan yang disusun dan disajikan menggunakan istilah – istilah teknis dengan
asumsi semua pemakai laporan keuangan memahami bahasa teknis akuntansi dan
sifat dari informasi yang dilaporkan. Meskipun dikatakan informasi keuangan ini
untuk umum, namun realitanya tidak semua mampu memahami dan memperoleh manfaat
dari laporan keuangan tersebut.
8. Terdapat
berbagai pilihan metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi
dalam pengukuran sumber – sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan. Meskipun situasi dan kondisinya sama, namun hasil pelaporan
keuangannya dapat berbeda akibat penggunaan metode yang berbeda.
9. Berbagai
informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasi
umumnya akan diabaikan.
Semoga bermanfaat ya... :-)
Comments
Post a Comment