Istirahat atau lebih tepatnya tidur merupakan kebutuhan setiap
manusia untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar. Menurut Wahid dan Nurul
(2007) tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang menyebabkan reaksi
individu terhadap lingkungan sekitar menurun bahkan hilang.
Tidur merupakan
sesuatu yang bahkan telah ditentukan oleh Sang Pencipta. Dalam Islam sendiri,
Allah SWT telah menjelaskan yang intinya ialah “menjadikan siang untuk berusaha dan beraktivitas serta menjadikan malam
sebagai waktu untuk beristirahat”. Sebuah ketentutan dari Sang Pencipta
apabila dilanggar tentunya memiliki konsekuensi tersendiri, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa akibat negatif bagi tubuh
manusia apabila melanggarnya ialah dimulai dari kondisi emosional yang tidak
stabil atau cenderung lebih mudah marah/tersinggung atau badmood atau kecemasan, kerja otak berkurang misal mudah lupa,
sistim kekebalan tubuh menurun yang akan menyebabkan tubuh rentan terserang
penyakit, flu, dan seterusnya. Bahkan hingga beresiko terkena penyakit serius
dalam jangka panjang seperti kanker payudara, stroke, tekanan darah
tinggi, dan lain – lain.
Menurut penelitian, durasi tidur
dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena serangan serangan jantung, tentunya
terlepas dari faktor risiko jantung lainnya. Kualitas tidur kita akan secara
langsung mempengaruhi kesehatan mental serta fisik juga tentunya kualitas hidup
kita, termasuk di dalamnya keseimbangan emosional, kesehatan jantung, kesehatan
paru – paru, berat badan dan banyak lagi, seperti yang telah di sebutkan di
atas beberapa contohnya.
Pengalaman penulis sendiri yang pernah kekurangan
tidur ialah kondisi emosi yang kurang stabil, detak jantung terkadang lebih
cepat, kurangnya konsentrasi dan lebih mudah lupa, sakit kepala, flu dan mood yang terasa buruk untuk
melakukan aktivitas.
Menurut National Sleep Foundantion (NSF), durasi dari tidur kita yang
sesuai untuk kelompok umur tertentu ialah sebagai berikut :
1. Bayi
baru lahir (0 hingga 3 bulan), 14 sampai dengan 17 jam setiap hari.
2. Bayi
(4 hingga 11 bulan), 12 sampai 15 jam
3. Balita
(1 hingga 2 tahun), 11 sampai dengan 14 jam
4. Anak
prasekolah (3 hingga 5 tahun), 10 sampai dengan 13 jam
5. Anak
usia sekolah (6 hingga 13 tahun), 9 sampai dengan 11 jam
6. Remaja
(14 hingga 17 tahun), 8 sampai dengan 10 jam
7. Dewasa
(18 hingga 64 tahun), 7 hingga 9 jam
8. Dewasa
lebih tua (lebih dari 65 tahun), 7 hingga 8 jam
Sebuah studi yang dipublikasikan
dalam Journal of American College of
Cardiology ini menganalisa kebiasaan tidur 461.347 orang berusia 40 sampai
69 tahun. Studi penelitian ini juga memeriksa catatan medis masing – masing
individu, termasuk pola dan kebiasaan tidur mereka selama lebih dari 7 tahun
serta tes gen risiko. Para peniliti berhasil mengumpulkan pemahaman bahwa orang yang tidur kurang dari 6 jam per malam
memiliki risiko 20% lebih tinggi terkena serangan jantung pertama dibandingkan
dengan mereka yang tidur 6 hingga 9 jam. Demikian juga dijelaskan bahwa mereka yang tidur lebih dari 9 jam memiliki
risiko serangan jantung 34% lebih tinggi.
Menurut salah
seorang peneliti, “penelitian ini
memberikan beberapa bukti paling kuat namun durasi tidur adalah faktor kunci
dalam hal kesehatan jantung dan ini berlaku untuk semua orang...”. Bagi
orang dengan kecenderungan genetik untuk penyakit jantung, tidur teratur selama
6 hingga 9 jam setiap malam dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung.
Temuan lebih lanjut pun menyatakan bahwa durasi tidur 6 jam hingga 9 jam per
malam dapat mengurangi risiko serangan jantung pertama sebesar 18% pada orang - orang dengan kemungkinan tinggi terkena
penyakit jantung karena struktur genetik mereka.
Disisi lain, kebiasaan tidur
berlebihan dan kurang tidur mengakibatkan tubuh mengalami tekanan beserta
fungsinya, durasi tidur yang tepat dapat mengurangi risiko. Studi yang meneliti
pola tidur hampir 72.000 wanita menunjukkan bahwa wanita yang tidur 9 hingga 11
jam per malam adalah 38% lebih mungkin memiliki penyakit jantung koroner
daripada wanita yang tidur 8 jam, meskipun para peniliti ini masih memeriksa
lebih lanjut terkait alasan di bali studi 72.000 wanita tersebut.
Pada hakikatnya, tubuh kita ini
seperti sebuah mesin yang performanya akan menurun seiring berjalannya waktu,
meskipun kita berusaha menjaga kesehatan. Itulah kerusakan tubuh yang terjadi
secara alamiah yang tentunya merupakan ketentuan Sang Pencipta. Akan tetapi,
seringkali kita sebagai manusia dengan sengaja merusak tubuh kita sendiri
dengan berbagai aktivitas yang tidak bermanfaat, salah satunya dengan sengaja
mengurangi atau melebihkan jam tidur dengan berbagai alasan aktivitas yang
sebenarnya dapat dilakukan di pagi hingga malam hari sebelum larut malam,
inilah salah satu bentuk kezaliman terhadap diri sendiri.
Semoga
bermanfaat ya. . . :-)
Comments
Post a Comment