Skip to main content

AKUNTANSI BIAYA : MENGHITUNG ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY



A.  Pengertian Economic Order Quantity
Pengelolaan persediaan secara efektif dan efisien, dalam arti sesuai dengan kebutuhan dan permintaan merupakan suatu yang wajib bagi setiap perusahaan manufaktur dan dagang sehingga dana yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal beserta potensi pemenuhan permintaan pasar. Terkait pengelolaan persediaan secara optimal ini, biasanya perusahaan menggunakan formula economic order quantity (EOQ) dalam setiap perencanaan produksi dan pembelian barang atau produk yang akan dijual oleh pihak perusahaan.


Menurut Prof. Dr. Bambang Rianto, economic order quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Lebih lanjut terkait efisiensi, Drs. Agus Ahyadi menjelaskan economic order quantity  adalah jumlah pembelian bahan baku yang dapat memberikan minimalnya biaya persediaan.


Tidak ada yang sempurna dalam satu metode analisis dan proyeksi ekonomi, terlebih secara umum dikenal asumsi ceteris paribus yang bermakna bahwa “ketika kita melakukan suatu analisis yang melibatkan beberapa faktor yang tersusun dalam formulanya maka faktor – faktor lain diluarnya dianggap konstan”. Termasuk juga dalam penggunaan metode analisis EOQ ini, terdapat beberapa asumsi yang perlu diperhatikan agar dapat menggunakan metode analisis ini secara efektif, yaitu :

1.   Jumlah kebutuhan bahan baku dapat dipastikan terlebih dahulu untuk digunakan
dalam satu periode tertentu.

2. Penggunaan bahan baku relatif stabil dalam satu periode tertentu yang ditentukan, umumnya satu tahun.

3. Harga bahan baku bersifat konstan selama periode yang direncanakan tersebut oleh manajemen.

4.  Waktu tunggu atau lead time pemesanan bersifat tetap dan pasti, tidak berubah – ubah selama periode yang direncanakan tersebut.




B.  Contoh Analisis Economic Order Quantity
Teridentifikasi oleh manajemen bahwa PT. Mirai Cheung Perwira memiliki biaya tetap sebesar Rp 20.000.000 dan jumlah unit pemesanan yang dibutuhkan selama setahun ialah 200 unit. Carrying cost perusahaan sebesar 20% dan harga produk per unitnya ialah Rp 50.000. Berdasarkan data tersebut, pihak manajemen menghitung jumlah order yang paling optimum sebagai berikut :


Semoga bermanfaat ya... :-)

Comments

Popular posts from this blog

AKUNTANSI BIAYA : PENCATATAN BAHAN SISA (SCRAP)

A.   Bahan Sisa ( Scrap ) Scrap merupakan bahan baku sisa, terdiri dari bahan baku sisa atau tertinggal sewaktu pelaksanaan proses produksi dan bahan baku cacat atau bahan baku yang rusak karena kecerobohan atau kealaian karyawan. Bahan baku sisa yang mempunyai nilai ekonomis sebaiknya disimpan dan dikumpulkan walaupun tidak ada biaya yang dibebankan ke persediaan bahan baku sisa tersebut. Hasil dari penjualan persediaan bahan baku sisa dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai cara. Misalnya, sebagai penambah penjualan, berubah penjualan bahan baku sisa atau bahan sisa hasil dari manufaktur produk. Contohnya seperti panjang dan pendek dari operasi kayu, tepi dari operasi plastik molding , dan usang kain serta akhir pemotongan dari operasi sesuai keputusan. Scrap terkadang dapat dijual dengan jumlah yang relatif kecil. Dalam arti bahwa memo mirip dengan produk sampingan. Letak perbedaannya ialah memo muncul sebagai sisa dari manufaktur proses dan bukan merupak

ANALISIS DAN PERSPEKTIF : CARA ANALISIS YIELD CURVE BESERTA INTERPRETASINYA

A.   Mengenal Yield Curve Sebelum melanjutkan, sebagai penulis ingin mengingatkan untuk tidak ikut andil dalam pemberian dan penerimaan return yang satu ini sebab keharamannya . Akan tetapi, menurut penulis cukup di ambil ilmunya saja untuk dimanfaatkan dalam proses analisa ekonomi terkait kepentingan tertentu lainnya yang tidak melanggar syariat ya. Yield curve merupakan suatu kurva atau grafik yang memberikan informasi kepada para stakeholder terkait indikasi return dari intrumen keuangan bond (obligasi), bukan James bon ya. Hehe. Secara lebih teknis, Robert Ang (1995) menjelaskan yield curve   adalah suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara term to maturity dan yield to maturity suatu obligasi. Term to maturity (TTM) merupakan masa sisa hidup suatu obligasi, sedangkan yield to maturity (YTM) seperti yang kita ketahui merupakan tingkat yield (hasil) yang berlaku dipasar (Robert Ang, 1995). Angka Yield ini pada umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu :

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

A.   Definisi Anggaran Tenaga Kerja Langsung Anggaran tenaga kerja langsung merupakan perencanaan rinci mengenai biaya tenaga kerja langsung yang akan dibayarkan dn disusun berdasarkan departemen produksi untuk periode yang akan datang. Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan harga pokok maka tenaga kerja dibedakan dalam dua jenis tenaga kerja, yaitu : 1. Tenaga kerja langsung ( direct labor ), yaitu tenaga kerja yang mana kegiatannya berhubungan langsung dengan produk akhir yang dihasilkan atau terlibat langsung langsung dalam proses produksi. Umumnya, biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung ini bersifat variabel. 2.   Tenaga kerja tidak langsung ( indirect labor ), yaitu tenaga kerja yang kegiatannya tidak langsung berhubungan atau tidak terlibat lansung dalam proses produksi. Umumnya, biaya yang berhubungan dengan indirect labor ini bersifat semivariabel. B.   Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran tenaga kerja ini disusun dengan