Skip to main content

ANALISIS DAN PERSPEKTIF : ANALISIS KESEHATAN BISNIS SILOAM INTERNATIONAL HOSPITAL



A.  Seputar Perusahaan
PT. Siloam International Hospitals Tbk merupakan perusahaan operator jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia yang berada di bawah Lippo Group melalui PT. Lippo Karawaci Tbk yang memegang kemepimilakan sebesar 78,85% secara tidak langsung. Sampai dengan akhir tahun 2015, perseroan mengoperasikan 20 rumah sakit dimana 7 diantaranya berlokasi di Jabodetabek dan sisanya tersebar di berbagai kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Bali, Jambi, Balikpapan dan Makasar. Sebagai perbandingan, di tahun 2019 ini perusahaan telah mengoperasikan 35 rumah sakit atau bertambah 15 rumah sakit dalam waktu 4 tahun.


Perseroan juga merupakan salah satu operator rumah sakit dengan teknologi medis terbaru, seperti Gamma Knife (teknologi operasi bedah saraf dan radiasi whole brain  konservatif), Linear Accelerators(teknologi radioterapi melawan kanker), Cyclotron (teknologi radiofarmaka dan pengembangan obat) yang belum banyak dimiliki oleh rumah sakit swasta maupun pemerintah lainnya. Hal ini menjadikan perseroan sebagai salah satu operator jaringan rumah sakit dengan teknologi termutakhir di Indonesia yang juga memberikan berbagai pelayanan berkelas internasional sesuai dengan visi dan misi perseroan.



B.  Kondisi Kesehatan dan Peluang Bisnis
Perhatian pemerintah terkait kesehatan masyarakat dengan memberikan berbagai insentif fasilitas kesehatan melalui berbagai program jaminan kesehatan tentunya menjadi kabar baik yang akan mendongkrak kinerja perusahaan. Selain itu, perseroan yang merupakan bagian dari Lippo Group menjadikan perseroan memiliki dukungan sumber daya yang kuat sehingga tidak mudah dikalahkan oleh kompetitor. Sinergi strategis antara perseroan dengan Lippo Group.


Seperti dalam pengamanan berbagai lokasi tanah strategis oleh Lippo Group yang dekat lokasi residensial, industri dan lain sebagainya di kota – kota besar di seluruh Indonesia dan juga menyuplai tenaga medis seperti dokter melalui jaringan Universitas Pelita Harapan (UPH) yang membuat perseroan tidak akan kekurangan lokasi pembangunan rumah sakit baru yang strategis dan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai. 


Selain itu, perseroan pun gencar berekspansi dibandingkan dengan para kompetitornya. Ke depannya perseroan menargetkan membuka, rata – rata empat rumah sakit setiap tahunnya, ini mengindikasikan bahwa perseroan memiliki prospek kinerja yang gemilang.



C.  Resiko Kesehatan Bisnis Perusahaan
Selain mengindikasikan propek yang baik, ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan dapat menjadi risiko tersendiri bagi bisnis perusahaan apabila mengalami penundaan atau masalah. Perekonomian yang diprediksi oleh berbagai pihak akan mengalami perlambatan bahkan krisis pun akan menjadi tekanan untuk perseroaan mengingat perseroan merupakan rumah sakit dengan pelayanan berkelas.


Ketergantungan perseroan terhadap pemegang saham pengendali dalam hal ini Lippo Group dan mitra strategis sehubungan dengan pengembangan, penyediaan gedung dan lokasi rumah sakit menimbulkan resiko yang berasal dari luar perseroan, artinya ketika pemegang saham pengendali mengalami masalah atau penurunan dalam bisnisnya tentu akan sangat berpengaruh pada kinerja dari perseroan, mengingat kembali kondisi perekonomian yang diprediksi melambat bahkan akan terjadi krisis yang tentunya mempengaruhi kinerja dunia usaha secara umum.


Perlu juga menjadi perhatian perseroan terkait kinerja BPJS kesehatan yang terus mengalami penurunan hingga defisit bahkan dikabarkan menunggak diberbagai rumah sakit yang tentunya dapat mengganggu cashflow serta operasional perseroan selaku salah satu mitra rumah sakit dari BPJS kesehatan. 


Sebagai informasi, BPJS Watch menyebutkan per 30 Agustus 2019 klaim atau tunggakan BPJS kesehatan terhadap berbagai mitra rumah sakitnya sebesar Rp 13 triliun. Caroline Riady selaku Executive Director Siloam Hospitals yang dikutip dari Tribunnews.com (24/06/19) mengatakan sekitar 25 – 27 persen dari pendapatan Siloam Hospitals berasal dari pasien BPJS kesehatan.

Semoga bermanfaat ya... :-)

Comments

Popular posts from this blog

AKUNTANSI BIAYA : PENCATATAN BAHAN SISA (SCRAP)

A.   Bahan Sisa ( Scrap ) Scrap merupakan bahan baku sisa, terdiri dari bahan baku sisa atau tertinggal sewaktu pelaksanaan proses produksi dan bahan baku cacat atau bahan baku yang rusak karena kecerobohan atau kealaian karyawan. Bahan baku sisa yang mempunyai nilai ekonomis sebaiknya disimpan dan dikumpulkan walaupun tidak ada biaya yang dibebankan ke persediaan bahan baku sisa tersebut. Hasil dari penjualan persediaan bahan baku sisa dapat dipertanggungjawabkan dengan berbagai cara. Misalnya, sebagai penambah penjualan, berubah penjualan bahan baku sisa atau bahan sisa hasil dari manufaktur produk. Contohnya seperti panjang dan pendek dari operasi kayu, tepi dari operasi plastik molding , dan usang kain serta akhir pemotongan dari operasi sesuai keputusan. Scrap terkadang dapat dijual dengan jumlah yang relatif kecil. Dalam arti bahwa memo mirip dengan produk sampingan. Letak perbedaannya ialah memo muncul sebagai sisa dari manufaktur proses dan bukan merupak

ANALISIS DAN PERSPEKTIF : CARA ANALISIS YIELD CURVE BESERTA INTERPRETASINYA

A.   Mengenal Yield Curve Sebelum melanjutkan, sebagai penulis ingin mengingatkan untuk tidak ikut andil dalam pemberian dan penerimaan return yang satu ini sebab keharamannya . Akan tetapi, menurut penulis cukup di ambil ilmunya saja untuk dimanfaatkan dalam proses analisa ekonomi terkait kepentingan tertentu lainnya yang tidak melanggar syariat ya. Yield curve merupakan suatu kurva atau grafik yang memberikan informasi kepada para stakeholder terkait indikasi return dari intrumen keuangan bond (obligasi), bukan James bon ya. Hehe. Secara lebih teknis, Robert Ang (1995) menjelaskan yield curve   adalah suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara term to maturity dan yield to maturity suatu obligasi. Term to maturity (TTM) merupakan masa sisa hidup suatu obligasi, sedangkan yield to maturity (YTM) seperti yang kita ketahui merupakan tingkat yield (hasil) yang berlaku dipasar (Robert Ang, 1995). Angka Yield ini pada umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu :

ANGGARAN PERUSAHAAN : ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG

A.   Definisi Anggaran Tenaga Kerja Langsung Anggaran tenaga kerja langsung merupakan perencanaan rinci mengenai biaya tenaga kerja langsung yang akan dibayarkan dn disusun berdasarkan departemen produksi untuk periode yang akan datang. Untuk kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan harga pokok maka tenaga kerja dibedakan dalam dua jenis tenaga kerja, yaitu : 1. Tenaga kerja langsung ( direct labor ), yaitu tenaga kerja yang mana kegiatannya berhubungan langsung dengan produk akhir yang dihasilkan atau terlibat langsung langsung dalam proses produksi. Umumnya, biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung ini bersifat variabel. 2.   Tenaga kerja tidak langsung ( indirect labor ), yaitu tenaga kerja yang kegiatannya tidak langsung berhubungan atau tidak terlibat lansung dalam proses produksi. Umumnya, biaya yang berhubungan dengan indirect labor ini bersifat semivariabel. B.   Faktor Yang Mempengaruhi Anggaran tenaga kerja ini disusun dengan