A. Sosok Generasi Z (1996 – 2010),
Maya Penn
Seperti yang sempat di bahas oleh
penulis dalam artikel “Credit Scoring dan
Karakter Keuangan”, Maya Penn merupakan sosok anak generasi Z yang terlahir di
era modern dimana kehidupan generasi ini sudah sangat akrab dengan teknologi. Maya
Penn lahir pada 10 Februari tahun 2000 dan dibesarkan di Atlanta. Membangun
bisnis di usia muda merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi di era
sekarang, akan tetapi Maya Penn berhasil membangun perusahaan pertamanya di
usia 8 tahun yang tentunya bagi semua orang itu merupakan sesuatu yang luar
biasa.
Tidak seperti gadis kecil pada
umumnya, Maya telah mampu mengenali impian – impian sekaligus mewujudkannya
menjadi kenyataan. Di usianya yang baru menginjak 8 tahun (tahun 2008), ia
mendirikan perusahaan pertamanya yang bernama Maya’s Ideas, sebuah situs web untuk menjual pakaian dan aksesoris
yang ramah lingkungan seperti topi, syal dan jepit rambut.
Berawal dari hobinya menjahit ikat
kepala dan permintaan dari teman – teman sebayanya agar Maya membuatkan ikat
kepala seperti yang sering dipakai olehnya.
Maya’s Ideas mampu
menghasilkan lebih dari USD 30.000 atau sekitar Rp 289.560.000 (kurs Rp
9.652/USD) pada tahun 2012. Ia tak hanya dikenal sebagai pengusaha muda dan
pekerja seni semata, melainkan Maya Penn juga dikenal sebagai seorang penulis,
animator, programmer komputer dan segudang kemampuan lainnya.
B. Dunia Pendidikan Maya Penn
Maya Penn merupakan anak satu –
satunya pasangan John dan Deidre Penn.
Tingga di Atlanta, Georgia bersama ibu dan ayahnya serta beberapa kucing dan
anjing. Orang tuanya memilih mendidik sang putri tercinta di rumah (homeschooling) secara kolektif. Sang ibu
menjelaskan bahwa mereka ingin melatih Maya untuk mandiri. Meskipun menerapkan homeschooling, Maya dibesarkan untuk
membuat keputusan sendiri di usia yang sangat muda. “Ibuku terutama selalu
benar – benar mendorongku untuk melakukan apa yang aku sukai.
Ayah juga
membawaku menemukan hal – hal yang aku sukai” ungkap Maya yang dikutip Tech
Republic. Sejak belajar cara menggambar, Maya tidak ragu untuk membuat ide –
idenya menjadi nyata. Ketika usianya 3 tahun, ia mulai membuat flip book yaitu buku dengan serangkaian
gambar beragam dari satu halaman ke halaman lain. Semua jenis seni membuat
hatinya berbunga.
Setiap ia meilhat bagaimana kartun
dibuat oleh seorang animator, maka ia bercita – cita melakukannya juga untuk
jangka panjang. Selain seni, Maya Penn juga memiliki kecintaan pada teknologi.
Ketika berusia 4 tahun, sang Ayah mengajarinya untuk membongkar sebuah komputer
dan memasangnya kembali. Maya pun terkagum karena belum pernah melihat wujud
sebenarnya perangkat teknologi atau apa yang membentuknya.
C. Ide Maya
Memiliki otak
yang sangat luar biasa, Maya otomatis tidak bisa duduk diam dan tidak melakukan
apapun. Pikirannya terlalu penuh dengan ide. Suatu ketika, dia melihat secarik
kain tak terpakai di ruang tamu dan menyukai motifnya. Menurutnya kain itu
sangat bagus sekali jika diubah menjadi ikat kepala yang modis. Dengan berbekal
skill menjahit yang di ajarkan oleh ibunya, dengan menggunakan mesin jahit sang
ibu, Maya menjahitnya menjadi ikat kepala yang dihiasi pita.
Kreasinya kemudian dikenakannya di
luar rumah dan sontak menarik perhatian dari orang – orang disekitar. Mereka
kagum mengetahui jika ikat kepala itu adalah hasil karya Maya sendiri.
Permintaan pun akhirnya berdatangan untuk Maya agar membuat lebih banyak ikat
kepala dan menjualnya. Dari sinilah muncul dalam pikirannya untuk mendirikan Maya’s Ideas. Dia juga membuat situs web
sendiri dan menautkannya dengan sebuah web e-commerce.
Terang saja jika kemudian ia mendapatkan pembeli dari seluruh dunia.
Keunikan yang membuat orang
tertarik akan produknya terletak pada misi positif di dalamnya yang ramah
lingkungan. Dengan menjadi wirausahawan muda yang sadar lingkungan, Maya
berharap dapat membuat perbedaaan. Ia menyadari banyak merek ternama yang
justru menggunakan bahan - bahan pewarna
berbahaya dalam produk mereka.
Dari sinilah muncul tekad Maya untuk hanya
membuat produk yang ramah lingkungan. “Aku menggunakan pewarna buah – buahan
dan sayuran alami dan teh herbal untuk mewarnai syal dan T-Shirt, aku
menggunakan bahan – bahan seperti goni organik,
100% katun organik, rami, tencel, sutra berseni (hasil campuran rayon
dan kapal) dan bulu, serta bahan daur ulang dan vintage dalam menciptakan pakaian dan aksesoris.” Jelasnya yang
dikutip dari Inhabitots.
Semua karyanya dirancang sendiri
berdasarkan pesanan. Selain membuat produk ramah lingkungan, Maya pun memiliki
komitmen mulia untuk berbagi apa yang telah ia terima kepada sesama. Ia
menyisihkan 10% hingga 20% dari pendapatannya untuk diberikan kepada organisasi
– organisasi amal, bahkan mendirikan organisasi nirlaba sendiri, yang ia beri
nama “Maya”s Ideas 4 The Planet”.
Dalam dunia animasi, Maya membuat animasi tentang kisah – kisah virus yang
melakukan perjalanan antah – berantah melalui drive USB di dunia komputer yang
sering tidak disadari oleh manusia. Kemudian Maya pun mengembangkan minatnya
dalam dunia coding dengan membuat coding situs web pertama untuk perusahaannya sendiri dengan
mempelajari HTML dasar di usia 10 tahun.
D. Manfaat Memulai Usaha Di Usia Muda
Versi Maya Penn
Beberapa orang
mungkin berkomentar bahwa orang – orang seperti Maya Penn ini kehilangan
keindahan masa muda atau masa kecilnya yang menyenangkan. Sekilas pemikiran
sederhana tersebut terlihat benar, akan tetapi jika kita berpikir dari sisi
manfaat dan cenderung berorientasi ke depan, maka pemikiran tersebut menurut
penulis tidak bisa dikatakan benar. Maya Penn pun berpendapat tentang komentar
dan pemikiran tersebut sebagai berikut yang di kutip dari Doers, “Manfaat dari
memulai sesuatu di usia muda adalah kamu belajar dan mengalami hal – hal di
usia dini yang akan membantu kamu di masa depan, termasuk bagaimana mengelola
uang kamu”.
Sebagai tambahan dari penulis, tentunya jangan lupa untuk selalu
menggunakan prinsip syariah dalam berbisnis atau berwirausaha agar apa yang
kita lakukan menjadi berkah. Semoga bermanfaat ya. . . :-)
Comments
Post a Comment